Sunday, February 26, 2012

Remunerasi dan Kinerja

Membicarakan soal remunerasi vs kinerja PNS seakan tiada habisnya. Caci maki sering kali saya dengar ataupun baca di koran atau TV atau percakapan di jejaring sosial. Caci maki muncul dari "kedua pihak" : yang PNS maupun yang non-PNS.

Yang PNS mencaci kenapa remunerasi tidak segera dilaksanakan sementara kebutuhan hidup terus meningkat. Yang non-PNS memaki kenapa musti remunerasi sementara berita korupsi maupun buruknya kinerja PNS terus-menerus bermunculan. Dan tadi baca tentang ini : http://nasional.kompas.com/read/2012/02/25/1632400/DPR.Renumerasi.Gagal.Perbaiki.Moral.PNS.

Setiap ada berita ttg korupsi dan caci maki orang non-PNS terhadap PNS, dengan segala generalisasi keburukan, kemalasan, dan mentalitas, sebagai PNS saya merasa sakit. Saya merasakan berada dalam sistem dan berbagai kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan saya. Merasakan kesedihan karena berulang kali gagal mengajukan pembelian instrument analisa untuk riset. Merasakan capeknya bekerja dari pagi sampai malam dan betapa jarangnya saya pulang sebelum jam 5 sore. Merasakan ketidakfleksibelan dalam pembelanjaan bahan kimia dan alat-alat lab (sangat berbeda dengan di Jepang). Merasakan perbedaan yang nyata atas penghargaan terhadap hasil-hasil riset. Merasakan betapa sakitnya penolakan masyarakat yang masih mendewakan produk dari luar negeri.

Di lain pihak, saya merasakan gigihnya rekan2 sekantor kalau saling adu argumentasi teknis pekerjaan. Saya melihat bahkan ada yang menolak olahraga pagi di hari jumat karena mengurangi efektifitas kerja. Saya melihat semangat2 anak muda yang ceria. Saya melihat semangat mencari klien yg memerlukan knowledge dan expertise kami, eksuksi pekerjaan, hingga finalisasinya. Rasa-rasanya dalam 10 tahun saya bekerja, alhamdulillah saya tidak pernah menganggur, dan bekerja di atas 100 % (karena seringkali hari Sabtu pun masuk kerja).

Memang secara keseluruhan, organisasi ini sangat besar. Dan kantor saya hanyalah satu bagian saja. Dan saya tidak tahu bagaimana keadaan di luar sana. Bahkan di dalam kantor saya pun terkadang tiap pribadi pernah mengalami pasang surut dalam semangat kerja. Pun setiap orang memiliki kegigihan yang berbeda-beda dalam bekerja.

Dan sungguh secara pribadi, saya belum puas (dan tidak boleh puas) dengan hasil kerja saya hingga saat ini, saya harus lebih baik dan lebih baik lagi dengan segala keterbatasan.
Akan tetapi, tetaplah saya merasa sedih, apabila ada yang mencaci maki tentang "kinerja yang buruk", "datang siang, pulang awal", "apa yang sudah dikerjain sih, ngga ada hasilnya".

Rasanya saya ingin menjawab cacian itu, tapi bagaimana jika memang sebagian besar begitu? Apalah artinya kata2 saya?

Jadi buat saya, saya akan menjawabnya dengan bekerja sebaik-baiknya, menjaga amanah ini sebaik-baiknya, dan selalu istiqomah.. Bismillahirohmanirrohim... Semoga Allah SWT selalu memberikan saya kekuatan, kesabaran, dan kemudahan.

Buat PNS yang masih (bersama2) menanti remunerasi, mari kita buktikan dengan kerja dan hasil, bahwa kita memang LAYAK untuk renumerasi itu.

Buat non-PNS yang sibuk mencaci-maki, saya ajak anda semua untuk memberanikan diri masuk ke DALAM SISTEM dan marilah kita perbaiki bersama2.

1 comment:

khairil.amri said...

semoga remun, semoga sistem lebih baik, tapi semua kembali pada pribadi masing-masing...more clear about reward n punishment.
lets work, hard work, smart work, lets pray for the best :)
#mg2gakdimulutkusahaja....hehe