Friday, September 19, 2008

Dejavu

Saya belum lama ini menyelesaikan sebuah novel judulnya The Appeal karangan John Grisham.

Photobucket
foto from here

Novel itu bercerita tentang sebuah perusahaan pembuat pestisida yang disinyalir membuang limbahnya secara illegal sehingga mencemari air tanah di Cary County, Mississippi. Air minum kota kecil tersebut menjadi kuning bahkan coklat dan bau. Kanker mulai merajalela, sampai-sampai county tersebut punya julukan ‘cancer county’. Salah satu yang menjadi korban adalah keluarga Baker. Dalam selang 8 bulan Jeannete Baker harus kehilangan suami dan anaknya karena kanker.

Akhirnya Jeannete pun menuntut ganti rugi kepada perusahaan itu, dengan diwakili pengacara Mary Grace Payton dan suaminya. Dengan mengerahkan seluruh kemampuan dan kekayaan, bahkan hingga terancam bangkrut, kedua pengacara ini memperjuangkan hak Jeannete hingga akhirnya juri pengadilan memutuskan perusahaan itu, Krane Company bersalah dan mengharuskan Krane membayar gain rugi 41 juta dolar.

Pemilik Krane, yang tak rela membayar sepeserpun walaupun dalam kenyataannya memang telah melakukan pembuangan limbah secara illegal itu ,lantas mengajukan banding ke Mississippi Supreme Court. Betapa kebetulan, Hakim pengadilan tinggi sebentar lagi akan habis masa jabatannya sehingga akan diadakan pemilihan ulang.

Maka, dengan kekuatan uangnya, pemilik Krane menyewa sebuah konsultan, untuk mencari kandidat hakim untuknya, yang dibentuk, dibekali, dibiayai, dan diiklankan, supaya menang dan menjadi hakim yang kontra pertanggungjawaban perusahaan (liability).
Maka akhirnya dengan gelontoran dana kampanye yang besar, terpilihlah ia menjadi supreme Court Justice.

Dan ketika kasus Baker vs Krane sampai pada pengadilan tinggi, akhirnya semua pun harus menerima bahwa kasus yang sedemikian nyata harus kalah dari kekuatan kapitalis. What a sad ending of John Grisham, tapi kok rasanya ending itu seperti nyata dan sangat mungkin saja terjadi.

Semua terasa seperti dejavu saat minggu lalu saya membaca berita di koran ini tentang kisah (mantan) anggota DPR Agus Condro yang membeberkan 400 travel cek masing-masing bernilai minimal 50 juta untuk menyukseskan pemilihan ibu deputi Gubernur BI yang terhormat. Kabarnya, menurut berita ini , kemungkinan berasal dari sponsor yang menyokong dan diuntungkan oleh kebijakan2 sang deputi dalam bidang perbankan.

Aduh dejavu banget kayaknya…. Jadi ingat kisah The Appeal itu....
Hmmmmhmmm… negaraku, negaraku...


NB :
1. kisah travel cek ini semoga tidak menghilang tertelan kasus penangkapan terbaru KPK :p
2. Maap buat yang belum baca buku ini, meski dah saya ceritain tetep gak rugi kok kalo nerusin baca, bagus sih bukunya :)

Thursday, September 11, 2008

Pada Suatu Pagi....

....yang sejuk, agak mendung.... udara terasa segaarrr sekali, sisa-sisa hujan semalam...
Jadi tadi pagi saya memutuskan jalan kaki dari ujung jalan masuk yang menurun, sampai ke depan kantor...

And captured these pictures...

turun Pictures, Images and Photos
Well, jalur menurun ini mendadak terlihat dekat saja...

jalan turun tadi Pictures, Images and Photos
Setelah nengok ke atas, wah... kalo naik lagi capek kali ya :)

jalan-jalan pagi Pictures, Images and Photos
tersangka tertangkap kamera sedang jalan-jalan pagi :p

kelapa gandengan Pictures, Images and Photos
This is the best picture of today. Saya baru menyadari kehadiran kedua pohon kelapa di tengah rerumputan dilatari kelokan arus sungai Cisadane, kedua pohon itu seperti sedang bergandengan tangan dengan mesranya :)
Sungguh pagi yang menyenangkan !


NB : ada kemungkinan besar besok pagi saya jalan kaki lagi deh hehehe...

Monday, September 01, 2008

Ramadhan tiba..

Marhaban ya Ramadhan..

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, selamat bertadarus bersedekah beramal dan meraih limpahan rahmat, barokah, dan ampunan dari Allah SWT.
Mohon maap lahir & batin.

Semoga lancar yaa....
:)

Tuesday, August 26, 2008

Sumatera Selatan, the trip & the mission. (Part Two)

Well I’m not sure what to say in part two. Udah lama kelewat, but anyway...

Sungguh sembilan hari yang melelahkan, hampir tiap hari sampai jam 2 pagi. Banyak hal-hal yang bikin kesel dan nelangsa (coba toh, senelangsa-nelangsanya kerja berbulan-bulan di Riau, kayaknya belum pernah saya kerja nonstop dari jam 8 pagi mpe jam 2 pagi, dlm keadaan sulit air, dan mikirin listrik yg tak kunjung datang, plus beberapa kali musti pindah tempat menginap hehehe). Tapi semalang-malangnya, lha kok ya semuanya bisa jadi lucu banget ya 

It all started with the language.
God, we adore the language !! Hampir semua percakapan diakhiri dengan huruf ‘o’. No, no, no, gak seperti ‘o’ di jawa, tapi betul-betul ‘o’. And all the member of the team just love to use it. Lucu banget deh ngeliat dan dengar orang2 berlogat jawa dan sunda itu pada ngomong bahasa palembang (yeah including me :p). Diskusi bisa diselangi dengan ‘Apo maksudnyo ?’. Bahkan ketika si mister logistic yang jogja aseli itu belanja di pasar Martapura dan mencoba menawar dgn bhs palembang, ‘ini berapo?’ langsung ditanya ama yang jual, ‘aselinya mana pak?’ hehehe ketahuan langsung !!!
Aseli lucu banget ketika mendengar salah satu welder berkata, ‘dak pacak, dak pacak’ sewaktu ada yang gak bisa dipasang. Pun ketika si elektrical man tiba-tiba berlari, dan saya bertanya, ‘Knapa?’ dan dia teriak ,”Listriknyo belum menyalo’ hehehe.
Satu lagi, ada komentar '...semuanyo pedas...' trus ada yang nanya 'eh kalo semuanya bahasa palembangnyo apo ?" ternyata 'GALO-GALO" whohohoho...itu si bos ketawanya mpe terjengkang gitu. Sejak itu semua kata 'semuanya' kita ganti dengan 'galo-galo' :)

Then it came to the food.
Rombongan penggemar kecap. Itu adalah julukan dari sopir kami. “rombongan ini lucu-lucu benar. Tiap hariiiii beli kecap. Sehari habis satu botol.” Hehehehe…. Habis gimana ya. Kecap itu kan penyelamat rasa (selain krupuk tentunya, tapi kan di situ emang suka krupuk). Apalagi untuk melawan menu makan yang selalu pedas pedas dan pedas.

And the mission.
Well actually, kami diminta untuk menghasilkan tetes pertama biodiesel di OKU Timur pada tanggal 11 Agustus 2008. Yang alhamdulillah terlaksana pada jam 19.00 WIB. Kalau saja, yah ini sekedar berandai-andai saja, kalau saja suplai listrik dan air lancar, maka tetes pertama bisa terjadi pada pukul 8.00 loh. But you know what, I’m glad to be in this team. Walau serba terbatas, we make the best of it :)

So, the other fun things : pictures !!

ada yang lewat
Liat tu liat apa yang lewat di atas tuh :p

Belido
Hehehe belido enaks…

pindang patin
Ini lagi.... Pindang patin lezats dari resto Mahkota.

Photobucket
The great team hehehe nampang dulu sebelum pulang ke Jakarta.

masjid cheng ho
Nah kalo ini adalah Masjid Cheng Ho di dekat perumahan atlet di Palembang. Ide untuk berkunjung ke tempat ini muncul setelah di Koran hari sebelumnya kami lihat masjid ini dipakai lokasi pemotretan pemilihan Koko dan Cici Palembang. Keren juga ya. Tapi masih direnovasi.

Lho kok foto2nya malah di Palembang sih ? Lha muaap, waktu di OKUT super sibuk dan ribet, gak sempet capture pemandangan or apa lah. But for sure, OKUT itu sedang berkembang pesat, banyak potensi bisnisnya loh. Ayuk yang mau buka supermarket, atau dept. store, mall, atau hotel yang bagus, or toko buku, sekolahan, rumah sakit, toko bangunan, mari mari... OKUT maju terus yaa :)

Thursday, August 21, 2008

Sumatera Selatan, the trip & the mission.

(could I say, Part One?)

kesibukan sungai musi
Kesibukan di Sungai Musi.


Ke Sumsel ? Oh oke deh, cukup dekat (I mean, to be compared to Riau or Kalimantan or Sulawesi hehehe). So, berangkatlah saya selaku grup ketiga yg berangkat ke Sumatra Selatan tepatnya ke Kab. OKU Timur, sebuah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kab. OKU (Ogan Komering Ulu) kalau tak salah pada akhir 2003. Ibukotanya Martapura (hayoo jangan keliru dgn kota penghasil berlian Martapura yg di Kalimantan).

Saya pertama kali melintas di daerah ini pertengahan 2002, hehehe dah beda banget kali ya. Jadi saya merasa akan banyak mendapat kejutan. Selain waktu itu lewatnya malam hari (hmmm... kira2 jam 9 malam lewat deh), saat itu Martapura hanyalah kota kuecil. Kali ini, 2008, hmmm kotanya masih tetap kelihatan kecil sih, tapi nampak sekali sedang berkembang dengan giatnya.

Anyway, sebenarnya kejutan berawal dari bandaranya, Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Berhubung selama ini hanya dapat cerita dari kawan saya yang bulak-balik ke Palembang karena kerjaan di sono, maka kali ini saya telah membuktikan kata-katanya : “Bener Ran, Adisucipto kalah deh. Dulu SMB emang kayak terminal bis, tapi sekarang bagus dah !” Sungguh pencitraan yang bagus, first impression takes the count, what a nice airport.

Dan ketemu orang Jawa lagi ! hahaha… Sopir yang jemput kami ternyata berdarah Klaten. Kemana menoleh di Indonesia ini, kok ya ketemu orang Jawa yak. Cerita punya cerita, dia udah lima puluh tahun lebih di Sumsel, ikut orang tuanya bertransmigrasi. Fasih berbahasa palembang, tapi mukanya Jawa banget. Dan begitu tahu saya dari Jogja, langsung deh ngomongnya pakai bahasa jawa, hehehe..

Next, tugas pertama begitu mendarat di Palembang adalah mencari barang pesanan orang mechanical itu, namanya O-Ring, ukurannya 18 mm. Aduh ! Please deh. “Tolong Ran, mumpung kamu di Palembang, di sini susah nyarinya, penting itu buat masang blablabla….”. So, ke bengkel Ahass, gak ada. Kata penjual di Ahass, “Ke Cinde pasti ada sih, tapi gak aman buat kamu, cari di sekitar IP aja”. Entah apa maksudnya dgn gak aman, aku bilang “terima kasih perhatiannya pak ” Cari di sekitar IP, gak ada juga. Akhirnya, ke Cinde juga. Kayak apa sih ? Hmmm rupanya daerahnya cukup seram. Apalagi dah jam 5 sore. Kok kayak Pasar Bawah di Pekanbaru ya. Mana ya daerah padanannya di Jakarta ? Daerah Pulogadung kali ya. Untung bawa ‘pengawal’ orang Palembang hehehe. Alhamdulillah, dapet juga barang pesanan. Halah, cumin kayak gitu toh. :)

Next stop was toko pempek. Loh, kok baru datang dah nyari pempek ? Ya itulah, pesanan para anak terlantar itu (yeah ada 8 orang kelaparan di ujung sana). “Bawain pempek doooong….,” sebuah suara mengiba. “Lho, kok minta pempek sih. Emangnya di OKUT gak da pempek??” tanya saya. “Gak ada !!!” Iya kali ya, ikan dari mana ya. Mungkin maksudnya, ‘gak ada… yang seenak di Palembang’… atau mungkin lagi pada pengen manja aja huuuu :P

Next visit was to my best friend’s house : Singgih & his cute family Helen, Shaffa & Niza. Sebuah kejutan menyenangkan melihat Niza dengan rambut ikalnya. Sejak dia lahir saya belum ngeliat. Akhirnya kesampaian juga Nggih, berkunjung ke rumahmu, meski ternyata minggu depannya kalian dah pindah ke Bogor. It’s ok, cuma 10 menit reuni but seneng banget akhirnya bisa mengunjungi kalian di Palembang  (aih sayang sekali foto2nya musnah hikshiks)

Nah, barulah pada jam 17.45, we headed to Martapura. Wueduh kok udah mulai gelap. Ooppss mati lampu pulak, jalanan gelap euy. Wah kisah pemadaman kok masih ada ya. Dulu tahun 2002, masuk Palembang juga pas gelap gulita. Skarang masih aja, hmmmfff… Tapi satu hal yang jelas berubah : jalannya muluuuussss lusss lusss. Well, who’s gone take the credit for this road ? Hussh, to anyone who deserves it deh, saya gak mau nyebut siapa2 deh, situasi rada panas, Sumsel baru menjelang Pilkada Gubernur sih hehehe.

And finally. Setelah beberapa perhentian, makan malam and isi bensin, dengan bapak sopir yang nyetir dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam kali ya, tapi alhamdulillah bisa lumayan tidur juga di perjalanan, akhirnya nyampe jugaaaa di Martapura (ckckck… dari Indralaya tadi jam 20.00 loh, super ngebut euy). Saya ngeliat ke jam tangan, upss 23.15… time to get another sleep…… rrrrrrr…….

Sunday, August 17, 2008

Jangan Berhenti...

Enam Puluh Tiga Tahun....
Sudah lama merdeka, lalu apa....

Sudah lupa sila-sila dalam Pancasila ? Sudah nggak tahu lagi isinya UUD 1945 ? Sudah nggak hapal lagi Pembukaan UUD 1945 ? Sudah nggak pernah ikut upacara bendera ? Sudah tidak pernah lagi menyanyikan lagu Indonesia Raya ? Sudah nggak tau lagi jumlah propinsi di Indonesia ? Sudah nggak tau lagi produk-produk kebanggaan Indonesia ?

Terima kasih buat Markis Kido dan Hendra Setiawan, yang membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena Olimpiade 2008.
Terima kasih buat yang berjuang membawa nama Indonesia di kancah dunia, dalam bekerja, belajar, ataupun berlomba.
Terima kasih buat yang masih memikirkan kemajuan bangsa ini, dengan tidak memperkaya diri atau kelompoknya.
Terima kasih buat yang memikirkan kelangsungan bangsa ini, dengan saling toleransi, saling menghormati perbedaan, saling menjaga kekayaan alam negeri, saling membantu dalam kebaikan.

Jangan, jangan berhenti di sini kawan.....
Menatap masa depan dengan senyuman :)
Insya Allah...

MERDEKA !!! :)

Monday, July 21, 2008

Mengejar Kreta (kreta ko’ dikejar.........)

Akhir-akhir ini, setidaknya ada tiga hari dalam seminggu saya musti berkereta ke tempat kerja. Yeah, ini semacam perubahan pemilihan moda dan kebiasaan dari bis ke KRL (Kereta Rel Listrik), sehubungan dengan Jakarta yang makin macet plus kenaikan BBM : naik kreta ongkosnya lebih murah plus lebih cepat sampe. Ditambah lagi sejak dibikin double track, jadi jauh lebih cepet dan tepat waktu.

Padahal dulu saya paling ogah disuruh naik KRL karna jadwalnya yg tak menentu itu, plus pasti penuh banget, dan pilihan sedikit. Kalo skarang banyak yg pake AC hehehe. Dan jadwal relatif lebih sering, yaaa kalau jam sibuk lumayan sering sih, bisa selisih 30 menit sekali ada kereta, jadi kalau ketinggalan, masih bisa naik kereta berikutnya.

Tapi urusan ketinggalan kereta, mau nunggu 10 menit tau 30 menit juga tetep ngeselin. Ya jelas, jadi terlambat masuk kantor (apalagi kalo ada jadwal meeting pagi), atau pulang kemaleman. Paling sebel kalo ketinggalan kreta yang di depan mata. Udah kliatan tuuuh kereta, tapi kok ya nggak terkejar.

Nah, mau tau kejadian-kejadian yang bisa bikin kejar-kejaran ama kreta :
1. Nggak bisa lewat !!
Berhubung perjalanan saya melawan arus, alias pagi dari Tanahabang ke Serpong sementara mayoritas penumpang kereta datang dari arah sebaliknya, paling kesel kalo saya musti turun tangga peron saat ada kereta baru datang. Tega-teganya ya, orang yang baru datang banyak banget itu semua memenuhi tangga sampe saya gak bisa lewat ! Saya tahu anda-anda jumlahnya banyak banget jadi tangga berasa sempit, tapi mbok ya tolong kasih lah barang sebaris untuk kami-kami yang mau turun. Saya udah beberapa kali ketinggalan kereta gara-gara gak bisa lewat di tangga yang penuh itu hiks hiks (konsekuensinya : 1. datang terlambat 2. musti beli tiket kreta berikutnya yang harganya 5 x lebih mahal !!). Akhirnya saya menemukan cara yang jitu : pasang tas di depan badan, turun aja menerjang arus sambil mata melotot hahaha garang banget. Padahal bisa dengan cara yang lebih sopan dan anggun jika tiap orang saling toleransi. Pastinya sebagai pengguna KRL tau donk gimana nyeseknya kalo ketinggalan kreta. Kalau udah turun kereta ya tolong utamakan yang buru-buru mau naik kereta, dari manapun arah anda, te-ri-ma-ka-sih :)

2. Petugas tiket yang melayani penjualan tiket dengan slow motion.

Aaaaagrh… benar-benar gak ada sense of crisis !! Itu kan udah bunyi pengumuman bahwa ‘kreta siap diberangkatkan’ lha kok jualan tiketnya disambi ngobrol or melayani pertanyaan gak penting dari calon penumpang. Antrian udah panjang, loket cuma dibuka satu (yeah kaum pelawan arus harap maklum, dianggap jumlahnya tidak signifikan jadi cukup satu loket untuk semua jurusan, mau depok, bogor, merak, serpong, jatinegara, di situ semuaa), tapi teteup si penjual nyantai aja. Pas nyampe giliran saya, kereta udah jalan deeeh hiks hiks…. Untuk pengguna tetap KRL, abonemen sangat membantu untuk kasus yang begini. Tapi untuk penumpang temporer kayak saya, tetep aja musti antri di loket. Kapan yaaa ada penjualan tiket yang elektronik (mimpi boleh donk kayak di Jepang hehehe) mudah2an sebentar lagi 

3.Tangga dipenuhi oleh orang yang lagi duduk-duduk nunggu kreta.
Yaaaah gimana ya, tempat duduk di peron memang sangat terbatas (bahkan kadang gak ada sama sekali, mohon pengertiannya donk PT KAI). Pernah pas buru-buru lari turun tangga yang penuh dengan orang duduk-duduk di pinggiran itu (Cuma menyisakan space untuk dua orang lewat, plus gak bisa pegangan donk), saya terpleset jatuh deh (makanya jangan buru-buru donk :p).

4.Jalanan menuju statiun macet.
Biasanya sih, 20 menit, bahkan 15 menit, sudah lebih dari cukup untuk perjalanan dari rumah ke stasiun. Tapi pernah suatu kali entah kenapa jalanan macet banget, waaaah nyampe stasiun keretanya udah jalan deh, gak terkejar. Pun karena lagi ada perbaikan jalan, wuuh daerah Muncul, Serpong macet banget deh. Kalo udah gitu, yang jadi andalan teteeep : tukang ojeck :)

5.Bangun kesiangan.
Hahahaha… kalau ini tak ada pembelaan, kesalahan ada pada jam weker yang dimatikan kembali hehehe… terpaksa deh gubrak gubruk lari-lari ngejar kereta.
Kereta kok dikejar :p

But anyway, saya menikmati berkereta kok :)

Saturday, June 14, 2008

GREAT SALE

Jakarta Great Sale sudah dimulai. Akhir2 ini mulai sering melihat ibu-ibu, mbak-mbak, dan juga bapak-bapak menenteng tas belanjaan, satu, dua, bahkan lebih... Heboh juga... Apalagi kalau masuk ke mall, hiasannya itu udah warna-warni merah kuning, yang ngasih tau kalo ada diskon 'up to 70 %' :)

Menyenangkan... :)

Bahkan di tengah sedikit kelesuan akibat harga BBM, great sale tetap menarik. menurut saya, itu membuat orang untuk spending. Yup, terutama donk buat yang punya dana sedikit berlebih. Soalnya, spending itu kan berguna buat orang lain juga (selain buat memuaskan hati sendiri lah ya : alasannya untuk kasih hadiah buat diri sendiri atauuuu mumpung murah!!), membuat uang berputar. Apa jadinya kalau semua orang simpan uangnya, gak dipake blanja, gak ada yang beli baju, sepatu, buku,.... banyak industri tutup.... buruh dan pegawainya gak bisa kerja...

Beli makan juga kan harus loh, jangan sampe gak makan. Jangan lupa ya bapak-bapak ibu-ibu, beli produk dalam negeri aja, murah dan menggerakkan ekonomi Indonesia. Beli tomat, makan pisang ambon n pisang raja, makan nasi dari beras lokal. cuba aja hitung-hitung kalo beli beras dari negara tetangga itu : udah mahal, mbawa kesininya jauh, pake energi yg besar buat kapal, truk, dll.

Yang lagi naik daun juga adalah produk dalam negeri bernama BATIK. Uuuh cantik-cantik ya modelnya. Dan ini tentunya salah satu primadona penyelamat terhadap harga BBM. udah produk dalam negeri, model cantik2, harga bervariasi (dari yg super murah sampe ratusan ribu!!), yang pastinya memicu perputaran uang di dalam negri. Para pengrajin jadi tambah semangat. Banyak yang suka pakai batik kalo hari jumat karna model n motifnya yg bervariasi (ada tuuuh yg kemarin baru pake batiknya yg baru, motifnya bagus kaaan hehehe..)

Makanya, spending ya, jangan lupa smart spending, spending dgn berhemat (alias cari yang lagi SALE) dan pilih produk dalam negeri !

Slamat belanja !!!! :)

Sunday, June 01, 2008

SMS

SMS di sini adalah ‘Senang Melihat orang lain Susah, dan Susah Melihat orang lain Senang’.

Ini sebenarnya penyakit yang kronis dan sayangnya mulai banyak menular. Ditemukan penderitanya di hampir semua kalangan. Terutama di kalangan politikus Dan menyebar juga di pejabat, para pendidik, para peneliti, para pengusaha, dan menular lagi ke level di bawahnya, ke karyawan, ke pengguna bis kota, ke orang-orang di pasar. Ada orang lain jatuh, senangnya minta ampun. Ada orang lain sukses, dicari-cari salahnya.
Sedih….

Tapi saya bertemu jiwa-jiwa yang murni…. Well, jiwa-jiwa bersemangat dan tak mudah menyerah. Jiwa-jiwa yang membalik kata-katanya menjadi ‘Senang melihat orang Senang, Susah melihat orang lain Susah’.
Semangatnya itu, semangat untuk mendukung kemajuan orang lain, untuk turut bangga dengan keberhasilan orang lain…
Luar biasa…

Tapi hai jiwa-jiwa yang murni, jangan lupa, ikut senang ataupun ikut susah belumlah cukup… Ikut terpacu supaya lebih baik dan berhasil, itulah…
Ikut membantu supaya yang susah tetap semangat untuk berusaha, itulah…

Tetap semangat yaaa :)

Friday, May 02, 2008

Njajal Internet pakai 3G

Kemarin baru berkesempatan mencoba koneksi internet broadband via 3G punya Telkomsel, gak papa ya nyebut merk, soalnya ada pertanyaan maha penting, hehehe... Koneksi sih oke, kenceng, terutama kalo dapet sinyalnya sebenarnya bisa kecepatan 3.5 G tapi berhubung modem saya 3G jadi yaaa cuma dapet maksimal 400-an kbps (malah kadang turun ke 115 kbps).

Tapi bukan itu pertanyaan saya. Yang menjadi tanda tanya adalah, kenapa saya nggak bisa buka semua website yang ekornya blogspot.com huhuhuuuuu termasuk blog saya sendiri.... Sebelll deh.... ini kenapa sih, karena saya yang gak ngerti atau emang ada yang aneh.... lha wong buka multiply bisa, buka frienster bisa, buka facebook bisa, bahkan buka youtube bisa (tadinya dikira kalau server luar jadi gak bisa, berarti bukan itu kan masalahnya). Adakah yang punya jawabannya ????????

:)

Wednesday, April 23, 2008

Gudeg Jogja

Salah satu obat kangen ama kampung halaman, tak lain tak bukan, adalah dengan memakan makanan asli daerah. Lha kalo buat saya, itu adalah makan GUDEG. Di Jakarta sebenarnya ada cukup banyak tempat yang jual Gudeg, tapi kebanyakan rasanya sudah nggak asli lagi. Ada tu gudeg yang asin halaaaah… gudeg kok asin. Ada juga yang gak pake areh (itu kuah santan kental yang gurih manis enak). Ada yang sambel kreceknya itu super pedesssss… duh padahal aslinya kan manis pedes.

Hehehe betul, hamper tiap tempat yang yang pernah saya datangin n jual gudeg di Jakarta sudah saya cobain. Dan akhirnya nemu juga yang jual gudeg rasa ASELI. Misalnya yang di food court-nya mall Taman Anggrek. Rasanya enak dan mirip banget sama makan gudeg di kampung nymmm nymmm… dengan kombinasi perut lapar berat, jadilah gudeg itu pas banget di lidah. Ada lagi yang di food court-nya Mal Ambasador, ini nilainya cukup bagus, tapi porsinya kok kecil hehehe… maksudnya cukupan lah buat ukuran perut saya yang gak terlalu lapar, tapi kalo buat cowok kayaknya kurang deh :p Ohya, dulu di jalan Sabang ada tuh yang jualan pake mobil (jadi kalo kangen rumah nyari gudegnya gampang), tapi sekarang kok gak jualan lagi  Penemuan paling mutakhir adalah gudeg di Lesehan Malioboro di Jl. Panglima Polim (duuuh malioboro kok pindah, tapi bedanya yang di Jakarta ini gak ada pengamennya hehehe). Rasanya cukup menjanjikan, tahu bacemnya uenak banget, gudegnya oke, tapi sambel kreceknya aja yg terlalu pedes buat saya (meskipun komentar saya beda tu sama yang makan di sebelah saya, katanya gudeg ini mak nyuss).

“Kamu makan gudeg nggak kalo pas lagi di Jogja ?” Tanya temen saya yang aseli Medan. “Aku gak makan bika ambon tu kalo pulang ke Medan.”
Hehehe ada-ada aja ni pertanyaan. “Ya iya !” jawab saya.
Gudeg itu kalo di Jogja ya kayak nasi uduk buat orang betawi gitu, menu sarapan, menu sehari-hari. Gudeg pada umumnya ada dua macem, yang kering ama yang 'teles' alias basah. Maksudnya gudeg kering itu gudeg yang dimasak ampe kering, sampe arehnya juga kering dan coklat tua, mpe telurnya jadi keciil (hehehee), dan harganya lebih mahal. Kalo gudeg yang 'teles' itu ya gak kering, masih ada kuah2nya, arehnya belum merah, biasanya abu2 yang kadang ada daun singkongnya. Dua-duanya uenak. Apalagi dimakan pake tahunya, pake telurnya, dengan areh yang banyak, nymmmm slurrrp… enak tenaannn :) pokoknya bikin kangen deh :)

Photobucket
Gudeg si mbok sebelah rumah, enak banget :)

Monday, March 24, 2008

Resign

Seorang kawan saya resign. Well, apa tanggapan anda kalau mendengar seorang rekan kerja memutuskan pindah ? Atau barangkali pernah mengalami musti resign ?
Berhubung sejauh ini saya merasa aman tentram di kerjaan sekarang sehingga belum pernah resign, saya justru mengalami beberapa kali ‘kehilangan’ rekan kerja karena resign itu.

Soal tanggap-menanggap itu, kalau saya bilang sih, tergantung cara resign-nya dan bagaimana dia selama bekerja. Maksud saya, orang datang kan baik-baik, jadi sebaiknya ketika pergi juga baik-baik. Datang tampak mukanya, pergi tampak punggungnya. Bukan pergi dengan meninggalkan rasa tak enak di kedua pihak, misalnya karena ada kewajiban-kewajiban yang belum selesai, atau berkurang profesionalismenya di saat ‘injury time’ kepindahannya, membawa property perusahaan, atau ada hal-hal tak mengenakkan lainnya. Alangkah senangnya jika sekalipun sudah pindah pun masih ada silaturahmi dengan teman kerja yang lama, karena perginya pun dengan meninggalkan kenangan yang baik, telah saling memenuhi kewajiban profesionalnya, berjabat tangan sambil tersenyum. Syukur-syukur nantinya bisa kasih project2 yang oke hehehe…

Alasan orang pindah kerja juga macam-macam, tapi umumnya karena ada ‘better offering’, bukan begitu ? Tapi bisa juga karena ketidakcocokan dengan rekan satu tim, atau dengan bosnya, atau tidak nyaman bekerja, atau bekerja bukan di bidangnya, atau tempat kerjanya jauh dari rumah !! It happens actually, teman saya itu rela bekerja di tempat yg sama sekali gak cocok dengan latar belakang pendidikannya demi bisa pulang kampung di Ciamis sana.

Kenangan yang baik, tentunya itu yang diinginkan semuanya. Toh setiap orang berhak untuk maju, jadi tak pada tempatnya jika kita menahan-nahan. Yaah, terkadang terbersit juga rasa sedih, karena mungkin kawan tersebut sudah cukup dekat dan cocok kerja sama dengannya. Duluu pernah saya sampai menangis karena ada yg pindah (pertama kalinya saya mengalami yg namanya ‘temen pindah kerja alias udah nggak kerja bareng lagi’), pertama karena dia cukup berjasa pada saya, kedua karena saya mengira dia akan terus bersama kami semua selamanya untuk menggapai mimpi2 bersama itu (halaaah…), ktiga karena saya kecewa dengan caranya pergi…

Ketika untuk kedua kalinya saya menangis (cengeng sekali ya...) sewaktu ada yg pindah, karena saya sudah menganggap dia sebagai sahabat, teman curhat, saya merasa kehilangan, dan lagi-lagi kecewa dengan caranya pergi….

Tapi itu tangis yang terakhir (mudah-mudahan). Teman kantor memang sangat mungkin dijadiin sahabat :p Setiap hari memang tertawa bersama dan stress bersama, jadi terkadang pertemanan menjadi erat. Yang saya lakukan sekarang adalah sebisa mungkin membuat hal-hal yang baik bersama. Tapi boleh jadi mereka kemudian pergi. Tentu saja, saya harus mempersiapkan diri, bahwa suatu saat mereka bisa saja pindah dan pergi. Maka ketika kemarin ada lagi yang pergi, saya bersyukur dengan caranya pergi, dengan meninggalkan kenangan baik.

Well pada akhirnya ya saya bilang, Alhamdulillah, selamat semoga sukses di tempat yang baru.

Tuesday, February 26, 2008

Berhentilah Sejenak

"Wahaai....
Mengapa belakangan ini jarang kudengar tawamu
Jarang kulihat senyummu
Engkau sering termenung, tak ada kah yang menarik bagimu
Engkau kehilangan semangatmu yang menggebu-gebu itu
Engkau jadi lebih pendiam
Engkau jadi mudah marah
Mungkin engkau rasa, terlalu banyak yang dihadapkan padamu ?
Atau engkau rasa, tak tahu mana yang musti kau kerjakan dahulu ?
Ataukah engkau rasa, seluruh dunia membelakangimu, berbalik arah darimu ?
Engkau rasa semua penting ?
Ah, engkau memang baik hati, selalu mementingkan semua, ingin menyenangkan semua...

Wahai sayang...
Berhentilah sejenak
Tegakkan punggungmu, Pandanglah sekitarmu
Hirupkan segarnya udara ke dalam parumu
Syukurilah hidupmu
Tetapkan hati, Luruskan niat
Baca Bismillah… tetaplah melangkah....
Semoga Allah selalu bersamamu... "


thank you....

Friday, January 25, 2008

Buku disayang

Hmmm gara-gara diskon Gramedia besar2an awal tahun ini - ada banyaaaaaak sekali buku di toko, hebat ni para penulis pada produktif :) - koleksi buku saya nambah 5 buah (untuuuung masih bisa menahan diri, kalo ga bisa blanja lbh bnyk lg tu :p). Waah udah mulai pusing nyimpennya. Mungkin saya butuh rak baru, biar buku2 itu tetap rapi dan gak debuan. Seneng rasanya liatin buku2 itu… walau jumlahnya gak sebanding lah ama perpustakaannya Pakde Wasim almarhum, atau pakde Mukti almarhum, atau bahkan bapak saya sendiri tapi yaaa seneng aja ngeliatinnya, hehehe buku2 yg kukumpulin sendiri :)

Apalagi buku-buku jaman sekarang kemasannya bagus. Dulu kalau beli buku biasanya musti dikasih sampul plastic lagi, takut lecek, kan sampulnya tipis. Tapi sekarang sampulnya pada lebih kuat. Sampul bukunya makin menarik aja, plus sekarang pasti ada pembatas bukunya. Jadi nggak kuatir lagi deeh kalo buku saya dipinjem orang trus pas balik ada tanda lipetan di beberapa halaman huuuuu…. Paling sebel deh kalo ada yang memperlakukan buku dengan semena-mena gitu. Mbok ya cari apa kek buat nandain halamannya, nota bekas kah, kartu apa lah, bekas voucher kah, yang penting jangan dilipet. Minjem kok nggak dirawat !

Uh apalagi kalo sampe dicoret-coret waaaah nggak banget itu ! Menodai buku ! Bisa nangis Bombay kali…. (ah yang ini berlebihan). Tapi bener deh pas jaman SD dulu, pernah tuh perpustakaan kecil di rumah (isinya komik tintin, buku lima sekawan, seri nina, bobo, trio detektif, dll..) kena bocor hujan ! Buku-bukunya pada basah… dan yang gak terselamatkan itu pada lengket-lengket huhuhu… beneran deh itu pakai nangis :p

Lah tapi pernah juga kejadian itu, salah satu buku referensi kesayangan di perpustakaan kantor tuh, yg mustinya gak boleh keluar dr kantor, ada yang 'nekat' mbawa pulang. Dan tahu kah, pas besoknya bukunya mau saya pakai, temen saya itu ngasihin dalam keadaan basah pinggirannya, lecek, kucel ! Buku referensi gitu loh… Tinggal temen saya itu cengar-cengir dengan menyesal, “Hehehe sory Ran, tadi malem aku kehujanan ga bawa payung, jadi payungan pake tas. Lupa kalo ada buku ini.” Aaaaagrh… mau ngomong apa lagi coba… buku kesayangann saya itu… eh sampe udah merasa memiliki deh saking seringnya pake hehehe – Tapi kalo merasa memiliki kan ya jadi ikut merawat toh ya…

Satu hal yang bikin saya heran. Kok dari segi beratnya, buku-buku cetakan Indonesia kok lebih berat ya daripada buku luar. Maksudnya untuk buku yang tebelnya sama, misalnya novel2 John Grisham gitu, kan yg bahasa Inggris lebih ringan tu daripada yg edisi Indonesia, padahal ya tuebel juga. Jenis kertasnya kayaknya lebih ringan tapi ya lebih kuat. Kayak gitu kan jadi lebih enak dibawa-bawa. Yaaa para penerbit, tolong bikin buku yang ringan n enak dibawa-bawa yaaa :)

Wednesday, January 09, 2008

Sekelumit Kenangan

Oleh-Oleh ??? (part 1)


Yaaaaah... setelah berbagai keribetan dgn segala packing, pulang ke Indonesia, bolak balik jkt-yk, presentasi di kantor, bikin report, cuaca yg bikin batuk pilek, plus tune-in lagi dgn kerjaan yg mulai mendatangi itu (hahahaha... kamu telah kembali ke habitatmu Ran, begitu kata pak AKO krmn pas liat saya pegang P&ID lagi).... terposting juga yang ini.

Senangnya udah bisa makan tahu bacem and soto betawi lagi :)
Pulang dari Okinawa langsung cuti seminggu and makan tahu bacem bikinan Ibu, eeeh baru ngantor 3 hari kok langsung libur lagi yaaaah…. Rejeki tuh hehehe… Alhamdulillah, dari daftar makanan yang aku bikin di Okinawa, udah terpenuhi semua. Hihihi pas mau pulang, saya bertiga Siwi and Tika sama-sama menyusun daftar, “Ntar kalo udah pulang aku pengin makaaan……” Hmmm Gudeg, Soto, Bakso, Mie ayam, Ketoprak, gado-gado, Tongseng, Gule…. Uenak tenan :)

Makanan Indonesia emang ngangenin… Indonesia emang ngangenin…
Alangkah hebatnya mereka-mereka yang bisa bertahan bertahun-tahun di negeri orang. Salut deh ! Luar biasa !
Udah makanannya beda, apalagi kalau soal kehalalan musti ekstra hati-hati, belum lagi culture-nya beda, masih ada tugas studi atau pekerjaan, udah gitu iklimnya beda, tambah lagi jauh dari orang-orang tersayang. Pastinya mereka menemukan cara untuk survive ya. How do you survive ?

Satu hal yang saya catat, salah satu hal yang ‘menyelamatkan’ saya, adalah PERSAUDARAAN. Saya menemukan saudara-saudara dan teman-teman baru yang baik hati, baik selama di OIC (Okinawa International Centre) maupun bersama teman-teman dari PPI Okinawa.

Photobucket
With my dear course-mate and Coordinator. Chinen-san (special thanks to Chinen-san, like Ruben said, it will be impossible without your help :p), Tika, Rani, Ruben, Caro, Siwi, Roch, Ogawa-san.

Photobucket
Haaaaa.... anak2 yg gembira dan ceria :p Ini adalah foto ekspresi ceria, yg edisi ekspresi stupid juga ada hihihi... pas gila2an melepas stress di Miyakojima.

Photobucket
Waktu ke Shuri-jo bareng Chong, Ruben, Zizah, Tika, Zura, Siwi (yg motret)

Photobucket
With all the different costumes :) Ada Azri, Darcio, Janina, Zura, Zizah, Andra, syam, Ruben, Khan, Chris, Chong, Anh...

Photobucket
Waktu mereka melepas kami pulang, huhuhuhuuuu sediiiih.... Ada Piseth, Khan, Syam, Andra, Janina.

peace
Bareng Pak Matsuno dan Yonathan di Cape Zanpa. Terima kasih banyak ya Pak Matsuno, moga2 ketemu lagi :)

Photobucket
Bareng temen2 PPI, mereka datang pas dinner terakhir di OIC, huhuhuuuu terharunyaa... makasih ya Pak Anggit (ketuanya PPI Okinawa) skluarga, Aji (yg jemput waktu sholat Ied), Fany & Cassie (yg pasti kangen dgn keributan yg kami bikin di koridor kalo mau ke kantin), Dita, Bu Ntie n son, and all meski ga datang... masih ada empat sekawan Undip, Awal, Yonathan, Upik (my first contact, met ketemu mertua di Bangladesh yaa), smuanyahhh...

I will never forget the moments....
.................
...........................(hahaha 32 giga gitu loh foto2nya :p)


Ohyah... Slamat Tahun Baru Hijrah 1429 semoga smakin dan lebih baik lagi, slalu dalam kasih sayang Allah... amiiiin... :)