Monday, January 26, 2009

Banjarmasin, Kota Seribu Sungai

Yeah kunjungan 4 hari di Banjarmasin ini minggu lalu telah membuktikan pada saya julukannya yaitu ’kota seribu sungai’ : sebentar-sebentar ada jembatan, dikit-dikit ketemu sungai hehehe. But tentu saja, kunjungan singkat ini berkesan banget karena ini merupakan kali pertama saya menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan !!! (Haduuh, untung aja pas nyampe rada gerimis, jadi batal acara cium bumi heheh becanda :p) So, bertambah satu deh pulau di Indonesia yang udah saya datangi setelah Jawa (ofcourse!!!), Bali, Sumatera, dan Bengkalis. Baru 5 pulau dari 17.000 pulau di negaraku ini, waah kapan tamatnya yaa..

Anyway, setelah tanya sana sini tentang lokasi wisata yang bisa dikunjungi, ternyata banyak hal menarik di Banjarmasin ini loh, terutama untuk urusan WISATA KULINER!!! Nyaammm :)

Soto Banjar di tempat asalnya, jelas maknyuss...

Photobucket

Itu soto ya, soto ayam dengan ketupat, ayam suwir, telur bebek/itik, perkedel, plus kuah santan, uenak tenan nymnymmm... Soto yang saya makan waktu itu di daerah Kuin, enaaak banget (plus laper juga) dan porsinya banyak deh alias gak kuat ngabisinnya. Perkedelnya itu loh, gede banget !! Tapi untuk tiap porsinya cuma dapet seiris :p

Ada lagi soto banjar yang terkenal yaitu Soto Bawah Jembatan (Soto Bang Amat). Bisa disebut demikian karena memang lokasinya di bawah jembatan Sungai Martapura. Jadi di tepian sungai itu banyak banget warung-warung soto, tinggal pilih deh, tapi emang yg paling enak di situ (kata sang driver yg merangkap guide kami) Soto Bang Amat. Asik banget, sambil makan bisa liat pemandangan sungai dengan aktivitasnya sebagai salah satu sarana transportasi utama. Eh btw, saya baru tau loh kalo lalu lintas di sungai tu ada rambu-rambunya. Kebetulan dekat tempat kami makan ada muara anak sungai martapura, jadi semacam simpang tiga gitu. Gak ada traffic light-nya sich, tapi ada rambu kayak gini :

Photobucket
(iih kliatan kan itu rambu warna biru,kecil banget ya?)

Ngomong2 soal aktivitas di sungai, tentu saja saya nggak akan melewatkan Pasar Terapung alias floating market. Pasar ini hanya buka dari jam 5.30 – 07.00 WITA. Jadi pas hari kedua di Banjarmasin, dibela-belain tu bangun jam setengah enam (hmm sebenarnya agak kesiangan ding :p), start dari hotel jam 6 pagi trus sambil ngantuk-ngantuk berangkat deh ke pasar terapung. Mobil diparkir di Kuin (dekat penjual soto tadi), jalan ke dermaga terdekat di salah satu anak sungai Barito, trus kita sewa perahu untuk meluncur ke lokasi pasar terapung di Sungai Barito. Sungai ini, masya Allah, gede banget ya, dari tepi ke tepi bisa 500 m (ah, kayaknya lebih deh). Dan pastinya dalam, kapal-kapal besar pengangkut batubara wira-wiri di situ. Perahu kami rasanya kok kecil banget, kalo papasan ama perahu lain, trus kena ombaknya, goyang-goyang deh.

Photobucket

Deg-degan rasanya naik perahu gitu, kapal motor yg kecil, sungai gede, mana saya gak bisa berenang :p Ah, pasrah deh, ..........ya tapi lama-lama biasa juga, apalagi setelah sampai di lokasi pasar terapungnya, melihat aktifitas para pedagang.

Photobucket

Ada yang jualan kelapa, ada yang jual jeruk, jual sayur mayur, jual sarapan atau cemilan. Kata pak guide, masih ada yang pake sistem barter juga. Eh eh eh, sarapan di atas perahu dengan makanan yang dibeli dari penjual di perahu lain ? Hmmm jelas sensasi yang gak akan saya lewatkan ! So, setelah kelar keliling2 pasar (gak beli apa2 sih, cuma liat2 :p) kami cari perahu yang jual makanan. Haaa itu dia, segera kami merapat ke perahu itu, dan penjualnya segera mengikatkan tali ke perahu kami, biar gak terpisah gitu. Trus pilih-pilih makanan deh. Saya pilih makan cemilan aja. Ngambil makanannya pake pancing dari kayu panjang yang ujungnya dipasangin kait, jadi bisa ngambil dari perahu kita gak usah ke perahu penjual (emang gak ada tempat buat orang lain duduk di prahu makanan ini)

Photobucket

Photobucket

Hmmm pengalaman tak terlupakan deh makan lapis pisang dan pisang goreng di atas perahu di Sungai Barito :) Sayang sekali nggak sempet ke Jembatan Barito yang ngetop banget itu, jembatan yang super panjang, sekitar 1 km. Kapan ya balik lagi ke sana :)

Oke, kembali ke wisata kuliner, ada makanan yang menarik sekali, namanya ’Lontong Orari’. 'Haa makanan apaan sih?' Tanya saya waktu diajakin ke situ. Ada juga lontong sayur. Ternyata seperti ini :

Photobucket

Luar biasa enak !! Mak nyuss !! Itu lontong berbentuk unik, porsi besar (which is saya gak habis!), bisa pake ikan gabus, ayam, ataupun telur, dengah kuah santan yang lezattttt. Sambelnya puedes (saya cuma cobaiin beberapa tetes tapi udah kepedesan.. ah dasar indera perasa saya itu agak ga valid soal pedas). Highly recommended :)

Nah, kalo ke Banjarmasin, belum lengkap kalo ngga makan ITIK, haaa… Itik (kalo di Jawa ya bebek lah) di kota ini tu hidangan yang ada di mana-mana, di Jakarta sini kayak penjual nasi uduk kali ya, di mana2 ada, tapi dagingnya Itik bukan ayam, bisa digoreng, dipanggang ataupun dibakar. Naah aselinya saya itu gak doyan itik or bebek. But untungnya kok ya sebelum berangkat sempet makan bebek Kaliyo di Rawamangun (enaq enaq) yang memang udah terkenal lezat, jadi sempet menghilangkan trauma saya makan bebek. Sukses deh nyobain itik :) But tetep, selama di Banjarmasin, kalo ada yang nawarin itik, musti yang sudah pasti enak dan udah ada yang bener2 makan dan bilang enak. Kalo bebek yang tak jelas asal usulnya ya tetep ogaah :p

Salah satu warung penjual itik yang terkenal adalah Warung Itik Tenda Biru Gambut, yang letaknya memang di tengah tanah gambut arah ke bandara Syamsuddin Noor.

Photobucket
Photobucket
Itiknya dipanggang dengan bumbu kayak semur gitu deh.. wah lumayan enak juga.
Ada lagi itik yang enak, di resto cempaka, yang ini itik goreng. Krispi juga.

Photobucket

Dari wisata kuliner yang tadi-tadi, juaranya adalah...... daging MENJANGAN !! Haaaa.... ternyata enak sekali loh daging menjangan itu, rasanya seperti daging sapi, tapi teksturnya lebih lembut. Sedep banget dimasak rendang tapi lebih uenak dimasak sambel goreng. Wuih te-o-pe dah !

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Pengen nyobain sate menjangan tapi rupanya lagi gak ada. Pengalaman makan menjangan ini tak sengaja tercetus pas kami menghabiskan waktu sebelum pulang dan main ke Martapura, sekitar 1 jam dari Banjarmasin. Haa... coba liat foto ini :

Photobucket Photobucket
........martapura sumsel......... martapura kalsel............

Serupa tapi tak sama :p
Setelah selesai urusan di martapura, masih ada waktu jadi kami putuskan untuk ’piknik’ ke waduk yang katanya 20 km dari Martapura. Hehehe selalu ada acara yang judulnya study tour deh. Nah, dalam perjalanan ke PLTA itulah kami mampir ke Warung Betawi Menjangan di daerah Mandi Angin, kab. Banjar. Sayangnya gak sempet nanya ke yang punya warung apakah bliau orang betawi aseli atau bukan. Yang jelas, menjangannya uenak :)

Nah, karna waduk sudah disebut, mari kita lihat seperti apa :) namanya PLTA Ir. Pangeran M. Noor (sebelum 1982 namanya PLTA Riam Kanan), dengan kapasitas 30 MW. Tahukah, bahwa kebutuhan listrik (beban puncak) di Kaltengsel itu sekitar 260 MW sedangkan total kapasitas pembangkit yang ada hanya 240 MW (jelas-jelas tekor, makanya sering mati lampu, dan kalo malem hotel-hotel dan mall kudu pake genset).

Photobucket

Photobucket

Cantik ya ? Saya yakin masih banyak tempat-tempat cantik di Kalsel yang bisa dikunjungi. Maybe next time :)

Sunday, January 11, 2009

To Kill a Mockingbird

Itu adalah judul novel yang baru aja saya tamatkan. Buku yang luar biasa bagus.

to kill a mockingbird

Novel karangan Ibu Harper Lee ini sebenarnya terbit tahun 1960 dan karena keindahan ceritanya telah mendapat Pulitzer Prize pada tahun 1961. Jadi sebenarnya saya terbilang terlambat juga ya baru membacanya di penghujung 2008. But, ternyata buku ini baru masuk ke Indonesia bulan April 2008, so belum terlalu telat juga kaan. Udah dilirik-lirik aja sekian lama kalo lagi ke toko buku dan baru terbeli akhir bulan lalu hahaha...

Anyway, kisah dalam novel ini menurut saya adalah kisah yang abadi, bisa dibaca kapan saja, tidak ada kata terlambat dan masih relevan walau sudah terlewat puluhan tahun.
Kisah dalam buku ini diambil dari sudut pandang seorang gadis cilik umur 8 tahun bernama Scout, yang ’berpetualang’ menjalani kehidupannya di Maycomb County bersama kakak lelaki yang selalu menjaga dan menyayanginya yaitu Jem, serta ayah penyayang dan pengertian bernama Atticus.

Inti ceritanya tentang bagaimana konsekuensi yang harus mereka jalani akibat prasangka dan dendam, yang menyertai keteguhan dan komitmen sang ayah untuk membela seorang kulit hitam (Tom) yang dituduh memperkosa dan menganiaya seorang gadis kulit putih. Bahwa kenyataannya belum tentu Tom bersalah, tetap saja orang-orang menganggapnya bersalah karena anggapan ’orang dengan warna kulit seperti dia memang begitu’. Bahwa Atticus menjadi pembela Tom di pengadilan dengan asas praduga tak bersalah, dengan dasar setiap orang berhak mendapatkan keadilan, dengan menegakkan kredibilitasnya terutama di mata anak-anaknya yang terkasih, tetap saja banyak orang menuduhnya ’pecinta nigger’ dan mengungkapkan kata-kata yang melukai hati putra-putrinya.

Dengan sedih dan terluka, Scout dan Jem harus menerima kenyataan bahwa meskipun jalannya pengadilan jelas menunjukkan bahwa Tom tak bersalah dan difitnah, namun juri tetap menyatakannya bersalah. Sebuah pelajaran yang berharga buat keduanya. Pelajaran yang nyata dan masih relevan. Bahwa dunia ini tidak berwarna hitam dan putih. Bahwa prasangka buruk bisa mematikan seseorang, mematikan karakter dan bahkan jiwa seseorang. Bahwa dendam dapat melukai orang-orang tak bersalah, melukai hati dan raga. Bahwa orang yang disangka jahat ternyata telah menjadi penyelamat hidupnya.

Masih relevan, karna saat ini pun kalau tidak disebabkan perbedaan warna kulit, bisa jadi prasangka buruk itu berdasarkan perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan bangsa, perbedaan pendidikan, bahkan perbedaan keluarga. Seberapa sering anda mendengar komentar tak berdasarkan seperti : ’ah hati-hati sama orang suku AAA, mereka itu pelit’ sehingga serta merta dikucilkan dari pergaulan, atau stereotip bahwa ’kalo lulusan dari universitas YYY itu sombong dan susah bekerja sama’, atau ’orang dari daerah ZZZ itu kalo kerja malas-malasaan, tak perlu diterima kerja’ atau bahkan ’jangan dekat-dekat dengan keluarga HHH, mereka itu gak ada yang bener’........ Padahal itu tidak selamanya benar !!!

Bukankah setiap manusia diciptakan masing-masing, dengan keunikan jiwa dan hati serta perjalanan hidupnya.. Betapa menyakitkan jika seseorang yang benar-benar baik dan tak bersalah, jadi harus menanggung luka akibat stereotip dan prasangka atau bahkan dendam masa lalu terhadap leluhurnya...

”Kau tak akan pernah mengenal seseorang sampai kau berada dalam posisinya dan mencoba menjalani hidupnya, memandang dunia dari matanya", pesan Atticus pada Scout.

Semoga kita bisa menjadi orang-orang terbebas dari prasangka buruk, dendam, iri hati, dan menjadi bangsa yang cinta damai.

Selamat tahun baru Hijriah 1420 H, Selamat tahun baru 2009.
Tomorrow should be better than today :)


NB : aaaaah akhirnya, setelah sekian lama, bisa posting lagiii...