“Kenapa sih kamu tidak percaya sama aku? Kita kan udah kenal lama. Kamu seharusnya percaya padaku!!!” sergahnya dengan marah pada saya. Saya tertegun dan berpikir.
“Percaya itu tidak ada hubungannya dengan lama atau sebentar…,” kata saya.
Kepercayaan pada seseorang tidak bisa muncul begitu saja. Kepercayaan itu berasal dari penilaian kita pada seseorang, berdasarkan tindakan dan sikap seseorang menghadapi suatu hal. Tak perlu waktu lama...tapi oleh suatu hal yang tiba-tiba terjadi secara spontan pun, rasa percaya bisa tumbuh...
Di masa-masa kampanye pilkada seperti saat ini atau jaman pemilu yang lalu misalnya. Banyak calon yang menggelar program, menebarkan janji dan bujuk rayu, agar pemilihnya percaya dan menitipkan suaranya pada sang calon. Tapi bagaimana bias dipercaya, kalo sang calon berjanji memajukan pendidikan namun tak punya program nyata ataupun jejak-jejak tindakan dalam bidang pendidikan pada kehidupan sebelumnya ? Ngga ada track record-nya. Jadi, bisa dipercaya atau tidak…?
Sewaktu menonton salah satu episode “Penghuni Terakhir”di salah satu stasiun TV swasta, ada salah satu penghuni yang ditanya apa misinya, mau diapakan uang (dalam bentuk rumah) sebanyak itu nantinya. Jawabnya untuk kampanye anti bla bla bla. Lalu Helmi Yahya bertanya, selama ini apa saja yang suda anda lakukan untuk memberantas blab la bla itu, anda ikut organisasi atau kegiatan apa, atau telah melakukan apa? Jawab sang penghuni, tidak ada!
Tidak ada?!! Hampir saya tertawa terbahak. Dengan segala hormat, seolah misi yang dikatakannya itu, hanyalah sebagai penarik simpati pemirsa saja, tanpa ada track record, tidak dari hati?
Ketika hendak menitipkan kepercayaan, pastinya hati akan menilai bagaimana seseorang bertindak atau bersikap menghadapi sesuatu kasus. Ketika kita bisa meninggalkan handphone tergeletak di depannya tanpa khawatir akan dibaca-baca sms-sms atau apapun di dalamnya tanpa seijin kita, itu berarti kita percaya padanya karena kita tahu ia menghormati hak orang lain. Ketika ada yang memerlukan bantuan, ia tahu berinisiatif bertindak. Ketika berkata dan berjanji, itu tidak sekedar di ucapan. Menjaga amanah….
“....untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain, itu bukanlah dengan berkata ‘Percayalah padaku!’, tapi dengan MENJADI orang yang dapat dipercaya.....”
No comments:
Post a Comment