Akhirnya tercapai juga keinginan saya mencoba jalan tol baru Cipularang alias Cikampek – Purwakarta – Padalarang. Setelah mendengar berbagai iming-iming kerabat, temen, dan kolega yang bercerita macam-macam, plus promosi yang katanya ‘Jakarta-Bandung 1.5 jam’, rasa penasaran saya tambah susah dicegah.
Eh, kebetulan…. Ada tugas kantor yang mengharuskan untuk pergi ke Kota Kembang, ditambah kondisi pekerjaan dan lain-lain yang mengijinkan kami hanya sehari meninggalkan markas, maka pilihan jatuh perjalanan pulng pergi dalam sehari, via tol Cipularang. Kebetulan sekali :D
So, di pagi yang cerah (setelah hujan semalaman), hari Rabu 15 Juni 2005 dimulailah perjalanan pembuktian yang mendebarkan ini (uh kayak apa aja seh :p).
- Kendaraan yang digunakan : Isuzu Phanter LV 2.5L DI
- Jumlah penumpang : 4 orang
- Bahan bakar : Biodiesel B10 atau Biodiesel 10 % Solar 90 % (tentang Biodiesel kapan-kapan saya ceritakan khusus deh, janji)
- Kecepatan rata-rata : 100 km/jam
- Pengemudi : berpengalaman (not me loh, jgn tuduh daku ngebut! hehe)
- Berangkat dari kantor di Jl. Thamrin : 8.04 WIB
- Tiba di Pintu Tol Pondok Gede : 8.35 WIB
- Tiba di Pintu Tol Pasteur : 9.59 WIB
- Kondisi lalu lintas : lancar
- Waktu tempuh Jakarta – Bandung : 1 jam 24 menit (klaim tersebut dihitung dari Pintu Tol Pondok gede samapi Pintu Tol Pasteur)
Nah, puas sudah saya membuktikan. Anyway, mungkin untuk jenis kendaraan, beban kendaraan, dan keberanian pengemudi hasilnya bisa beda ya (maksudnya kalau driver-nya pembalab angkanya bisa lain tuh heheh…)
Dan Perjalanan ini masih ada bonus lihat pemandangan sepanjang jalan tol. Memang nggak sehijau kalau lewat jalur Puncak atau Purwakarta sih, tapi lumayan lah. Teristimewa adalah jempatan Cipadu yang panjangnya 700 m melewati lembah nan hijau trus sebelah kirinya (kalau dari Jakarta) sejajar ama jalan kereta api, yang dengan suksesnya kupotret (dengan segala hormat deh buat Rouf, fotonya mirip yaa tapi yang ini kubuat sendiri loh hehe…).
Jalurnya juga cukup menantang karena ada tanjakan panjang banget (yang berarti turunan panjang dari arah sebaliknya!!) trus berkelok di sekitar Jatiluhur dan naik turun lagi. Nggak semenantang Puncak sih, but that’s fine lah. Mobil and driver tetep harus fit lah.
Lucu juga lihat di tepi jalan ada sebuah bukit kecil bertanam teh yang separonya gundul terkena proyek tol ini. Ada juga rasa khawatir lihat beberapa bagian dinding bukit yang terpotong jalan tol dan tampaknya bisa longsor kapan saja. Beberapa kali kata ‘woow’ ketika melintas jembatan-jembatan panjang dan mengamati pegunungan yang bentuknya unik banget nun di sana. Serta beberapa kata 'aduh’ sewaktu mobil melintasi jalan beton atau kadang aspal, yang ngga rata.
But anyway, alhamdulillah akhirnya kami sampai dengan selamat di tujuan di Bandung yaitu kampus ITB, tanpa tersesat meski keempatnya ngga tau jalan, tak seperti biasanya (eh, saya punya banyak cerita tentang tersesat masuk kota deh).
Buat saya pribadi, saya nilai sebagai prestasi yang lumayan mengingat ini baru 5th trip to Bandung, hahaha…
Tentu saja, dengan sedikit keluhan kurangnya penunjuk arah di kota ini dan banyaknya jalan serarah yang membingungkan, jadi musti terjebak satu jam di kota Bandung sebelum sukses masuk jalan tol lagi lewat Pintu Pasir Koja (nah, apa ngga kurang jauh tuh tersesatnya….)
CU again Bandung.....
No comments:
Post a Comment