Thursday, March 03, 2005

Tisu dan Hexos

“Permen, tisu… permennya mbak…,” begitu pedagang asongan menawarkan bawaannya. Sebenarnya tidak cuma ada permen ataupun tisu, masih banyak lagi. Ada rokok, geretan, cemilan. Umumnya mereka membawa barang dagangan dalam kotak bertali (untuk menggantungkannya di leher) yang dirancang untuk bisa membawa permen dan konco-konconya dengan rapi (kalau rapi kan yang beli jadi enak milihnya), tapi tidak merepotkan untuk dibawa-bawa naik turun bis. Biasanya mereka bikin sendiri kreasi kotak tersebut, menyesuaikan ukuran tubuh mereka. Jangan sampai orangnya kecil tapi bawaannya kotak yang besar.
Salah satu padagang asongan di daerah Ciputat, mengaku sudah 2 tahun lebih menekuni profesi ini. Sehari lumayan lah, tisu jualannya bisa habis minimal 5 bungkus. Ditambah permen dan jualannya yang lain. Jam kerjanya dari pagi sampai malam, menemani mobilitas warga yang hilir mudik dalam kemacetan di Jl. Dewi Sartika, Ciputat, yang memang sudah kondang banget macetnya. Bisa dibilang, dia hidup dari bisnis kemacetan hehehe... pedagang asongan umumnya memang muncul di kawasan yang banyak terjadi perhentian kendaraan. Lihat saja di sekitar lampu merah, halte bis, bahkan pintu tol, dan tentu saja : kawasan rawan macet macam Pasar Ciputat itu. Larislah berbagai jajanan menemani para pengemudi dan penumpangnya, lumayan buat ngurangi sebel, bisa makan permen.
”Mau beli hexos, mbak?” tanyanya. Ih, tau aja sih permen yang sering saya beli ?
”Ah, kebetulan pak, tisu saya habis, beli satu dong.”

No comments: