Suatu hari, di sebuah angkot…
Nampak seorang bapak dan istrinya..
dengan tas bawaan besar dan kardus-kardus…
Wajah mereka terlihat capek dan kusut…
Dengan pakaian dan alas kaki yang sederhana…
Sepertinya baru datang dari kampung, batin saya.
Sejurus kemudian, sang bapak meminta sopir untuk menepikan angkot…
rupanya telah sampai di tujuan mereka.
Mereka pun turun beserta bawaannya.
“Tunggu sebentar ya ‘Pir,” kata sang Bapak.
Ia pun berjalan ke arah sebuah warung tak jauh dari situ.
Saya hanya mengamati dari jauh, kemudian ganti melihat ke sang istri ‘ada apa sih, kok lama,’ batin saya.
Mata saya sempat bertemu sekilas dengan ibu yang sederhana itu.
Ibu tersebut menundukkan matanya.
Tak lama sang bapak kembali,
dan berkata pada pak sopir, “Maap pak tadi lama, soalnya dompet saya kecopetan, jadi tadi jual hape dulu…” begitu penjelasannya
sambil menyerahkan ongkos angkot pada pak Sopir.
Angkot kembali melaju sebelum saya sempat beraksi dan masih terpana…
Masya Allah…
Dalam kondisi tersebut, bisa saja bapak tersebut memilih tindakan lain,
minta ongkos dikurangi
atau malah minta digratiskan,
atau minta bantuan penumpang lain...
atau apalah…
Tapi tidak.. dia memilih untuk tidak menadahkan tangannya..
Meski sederhana tapi tidak tergoda...
Itu adalah orang dengan harga diri, man with dignity…
No comments:
Post a Comment