Menemukan bahwa diri kita melakukan kesalahan bukanlah hal yang menyenangkan.
Terkadang kesalahan itu kelihatan seperti tidak masuk akal : bagaimana mungkin saya telah melakukan hal ‘sebodoh’ itu ??
Dan sebodoh dan sesepele apapun kesalahan itu, saya merasa sudah selayaknya untuk mengakuinya untuk mencegah ‘kerusakan’ lebih lanjut. Maka sesudah kami mendiskusikan hal tersebut, saya terus terang berkata, “I’m so sorry bos, I feel so stupid,” kata saya sambil tersenyum kecut.
“It’s ok. It’s my responsibility,” he said.
Tapi kata-katanya tidak menenangkan hati saya. Saya tetap merasa bertanggung jawab. Well, I don’t give my self much tolerance for any mistakes. Sedih rasanya…
Then someone said : menemukan kesalahan kata lainnya adalah menemukan petunjuk untuk merevisi atau melakukan update untuk suatu kasus :)
Hmmm…saya pikir itu benar. Kesalahan hanya akan menjadi kesalahan, apabila ditanggapi dengan berkeluh kesah, saling menyalahkan, dan tidak ada action untuk mencegah adanya kesalahan yang serupa terjadi lagi pada anggota tim. Kesalahan itu menjadi berguna ketika dengan terbuka dibicarakan, dicari apa penyebabnya, kemudian dicari jalan keluarnya. Kesalahan sebagai informasi untuk perbaikan.
Maka secara pribadi, saya mengidentifikasi penyebabnya, mungkin karena :
- tidak fokus : terlalu banyak hal dalam satu waktu ?
- tidak teliti : terburu-buru, dikejar tenggat waktu ?
- tidak prosedural : tidak melakukan cek dan re-cek ?
Hmmm... kalau itu penyebabnya, setidaknya saya tahu bagaimana mengantisipasinya. Terlebih setelah didiskusikan, alhamdulillah tetap ada jalan keluarnya.
Hmmm... then I can forgive my self, and focus on the next step. :)
No comments:
Post a Comment