Tuesday, July 19, 2011

Semua MilikNya...

Innalillahi wa innaillaihi rojiun..
Semua milikNya dan akan kembali padaNya...

Tadi jam 13.57 JST sy menerima sms dari Bapak,
tentang kabar meninggalnya Prof.Dr.dr. Makmuri Mukhlas.
Air mata saya mulai menetes sewaktu membalas sms bapak.
Rasanya tak percaya, tapi kembali konfirmasi sy terima dari suami.
Rupanya terkena serangan jantung.
Tangis saya tak jua habis mengingat bagaimana beliau menasehati dan membantu kami agar selalu kuat tabah dan sabar.
Sedih saya karena tak dapat mengantar jenazah beliau.
Ketika sy telpun mba Zana, istri beliau, kami sama2 menangis dan berzikir menyebut nama Allah...
Allah-lah Sang Pemberi Kekuatan...
Saya jadi teringat Ibu dan Bapak...
Saya janji tak akan menyia-nyiakan kebaikan beliau...

Akhirnya saya berwudhu dan sholat dua rakaat..
Ya Allah, ampunilah segala dosanya, terimalah segala amalnya, lapangkanlah kuburnya, tempatkanlah di tempat terbaikMu ya Allah... Dan berikanlah kami yg ditinggalkan kekuatan dan kesabaran untuk meneruskan perjuangannya... Amin ya Rabbal Alamiin...

Friday, July 15, 2011

Gempa alias Jishin じしん : tetap tenang & waspada

Hari ini adalah pertama kalinya saya mengalami gempa di Jepang ketika sedang di tempat umum. Bukan mengharapkan yang berikutnya ya, hanya catatan saja, soalnya kemarin2 kalo gempa lagi di dalam gedung.

Tadi saya sedang di subway/kereta bawah tanah. Sebenarnya tidak terasa apa-apa. Tapi ketika saya sudah turun dari kereta untuk berganti jalur (trasnfer ke jalur metro yang lain, jadi posisi masih di bawah tanah), alarm di peron sudah berbunyi.

Saya kaget, ini bunyi apa ya, karena belum pernah dengar. Waktu saya liat asal bunyinya, ternyata dari alarm kebakaran yang warna merah itu. Saya mulai bingung, musti gimana ya. Saya lihat sekeliling, orang-orang tenang-tenang saja, tidak lari ataupun panik. Jadi saya juga tetap tinggal di jalur antrian saya.

Tak lama kemudian, terdengar pengumuman. Saya tidak paham keseluruhan, hanya menangkap kata "jishin" beberapa kali, jadi saya simpulkan baru saja ada gempa. Tak lama petugas datang dan mematikan alarm, lalu memberikan pengumuman lagi. Hmmm kira-kira kayaknya, kereta bakal terlambat karena terhenti setelah gempa. Waaah, brapa lama yaaa... Gawat juga kalau terjebak di stasiun sementara perut saya lapar banget (lha wong tadi akhirnya memutuskan pulang krn laper...). Lihat jam : 9:07 pm.

Daaaan, saya kembali melihat sekeliling. SEMUA orang tetap TENANG dan sibuk dengan aktifitasnya di dalam antrian. Akhirnya saya juga jadi tenang.

Saya segera berkirim kabar ke suami, sambil bilang bahwa baterai HP saya tinggal seperempat. Thanks to Wh*ts*pp Application, beneran deh, selain udah gratis, ngga boros batre (compared to YM or FB). Sempat nanya ke temen satu asrama, katanya kereta non subway yang lewat di samping dorm tetep jalan kok. Gempanya memang cukup besar dan pusatnya dekat, begitu info yg saya dapat. Saya jadi lebih tenang. Dan memakan coklat yg tersimpan di tas.

Alhamdulillaaah... 10 menit kemudian, kereta saya datang, mengantar saya pulang... Tadaimaaa :)

note :
1. Tetap TENANG dan WASPADA, jangan panik!
2. Segera kasih kabar ke rumah bahwa kita baik2 saja.
3. Pastikan batre HP selalu penuh, paling ngga separo, plus bawa charger ke mana2.
4. Betul, bawa cemilan selalu di dalam tas ;)

Sunday, July 10, 2011

One simple click will show who you are

Saya mengamati status beberapa teman2 di Facebook (FB), yang terkadang bikin saya mual.. Isinya mencaci maki dan berkata kasar... Yang dicaci maki macam2, mulai dari kondisi jalan, polisi, pemerintah, rakyat negara sendiri, negara lain, dll...

Yang memualkan saya adalah pertanyaan "apa yg sudah kamu lakukan dan hasilkan sehingga bisa mencaci maki semacam itu???" betapa sombongnya...

Baiklah, wall-mu adalah milikmu, sak karepmu arep nulis opo wae... arep jungkir njempalik yo sak karepmu, arep misuh-misuh yo sak karepmu... tapi sebagai orang yg katanya terpelajar dan makan sekolahan, kok rasanya ngga pantes mencaci maki seperti itu. Menurut saya, walaupun wall-mu adalah milikmu, tetap kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita tulis. Sudah bisa apa sih kamu bisa berkata begitu? Sudah kasih makan anak yatim berapa banyak? Sudah bikin usaha yg menyerap berapa tenaga kerja? Sudah sholat lima waktu? Sudah bayar zakat? sudah ngerti apa yang kamu katakan? Sudah berbuat apa kamu untuk bangsamu??

Yaaah, barangkali memang dia sudah banyak berbuat kebaikan, mungkin saya saja yg tidak tahu.. Wallahualam... Semoga... Buat saya, mencaci maki dan berkata kotor, itu justru merendahkan diri sendiri. Apalah gunanya mengatakan hal2 yg menimbulkan kebencian, kerusakan, yang tidak membawa manfaat maupun kebaikan??? Selain hanya menunjukkan bahwa anda tidak bisa mengendalikan diri anda dan tidak memberikan manfaat...

Saya sudah berjanji, hanya akan mengatakan hal-hal positif, yg membawa kebaikan terutama buat saya, dan menghindari perkataan negatif supaya energi negatif itu tidak datang pada saya.... Saya masih harus banyak belajar, dan berdoa semoga saya istiqomah... Amin...


NB : kalo suami sy baca ini, mungkin tanggapan pertamanya adalah "makanya aku ga punya FB jadi gak bakal ada beginian hehehe..." ;p