Friday, October 28, 2005

EVERY STEP YOU GO

Pertengahan Ramadhan, tahun 2003.
Hari itu rasanya kelabu. Hari Sabtu, dan harus masuk kerja. Bangun tidur rasanya berat, dan langkah pertama untuk bangkit meninggalkan rumah di hari (yang semestinya) libur adalah langkah yang paling berat : mengumpulkan kekuatan untuk berpaling meninggalkan kenyamanan kamar, keinginan untuk istirahat, tontonan TV dan buku bacaan yang belum tersentuh, obrolan akhir pekan, senda gurau bersama orang-orang terdekat, dan keinginan untuk buka puasa bareng-bareng.
Aku menarik nafas panjang dan berhasil mulai melangkah, teringat bahwa aku punya janji untuk ditepati.

Sepanjang perjalanan yang dua jam itu, pikiranku dipenuhi oleh berbagai keinginan dan angan-angan yang intinya adalah, “Oh, seandainya hari ini aku libur…”
Untungnya, konsentrasi pada pekerjaan berhasil membuatku lupa sehingga tidak merasa begitu merana.
Tapi di perjalanan pulang, rasa merana itu kembali.

Sudah jam tujuh malam, di hari Sabtu, di bulan Ramadhan, dan aku masih di jalan... Rasanya ingin menangis…. Duuuh, harusnya aku buka puasa bareng di rumah. Duuuh enaknya orang-orang pada tarawih di masjid. Duuuh, gimana nasib tadarusku? Duuuh, seharusnya tadi seharian bisa bercanda ama ponakan2 cilik itu. Duuuh, seharusnya aku hari ini bisa ikut masak. Duuuh, apa yang sedang kulakukan di sini? Ngapain sih aku, kok mau-maunya…. Duuuh, capek…. Aku hanya bisa merapatkan jaket, meski rasanya tak bisa menghangatkan hati.

Masuk ke rumah, aku mendapati seisi rumah sedang tarawih berjamaah diimami Eyang/Pakde Jamal, yang rupanya baru datang dari Semarang. Kedatanganku tepat saat salam terakhir. Hatiku tambah merana.

Tapi Pakde Jamal menyambutku dengan kata-kata, “Wah pulang kerja jam segini tuh berapa banyak pahalanya… banyak sekali, tiap langkah dihitung….”
Masya Allah…
Aku terpaku, terpana, tertohok, dan cuma bisa istighfar… Ya Allah, mohon ampun, …rasanya malu sekali mendengar kata-kata Pakde, mengingat apa yang kupikirkan dan kurasakan sepanjang hari….
Tapi seperti bias membaca pikiranku, Pakde melanjutkan, “Yang penting kalau kita kerja itu ikhlas… Jadi tak ada keluh kesah.”
Oh, kalimat yang indah…. Hanya bagaimana menjaga hati supaya ikhlas… ah, satu kata yang berat sekali…
Karena kadang ketika lupa, niat suka berubah dan kita mulai mengeluhkan keadaan….
(Ramadhan, 1424 H)

Mudah-mudahan tahun depan kita semua masih dapat bertemu Ramadhan. Amien :)

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1426 H,
Mudah-Mudahan Allah menerima ibadahku dan ibadahmu.
Mohon Maaf Atas Segala Kesalahan, Lahir dan Batin

Thursday, October 13, 2005

Adila, Kanza's sister

Meet Adila Putri Farida,

Image hosted by Photobucket.com

She’s my sister’s baby girl. Hari ini umur Adila tepat 1 bulan, Adila lahir 13 September 2005. Selamat ulang bulan yaa Dila, moga2 sehat selalu.

Adila jadi kado buat ultah Kanza yang ke-3. Sejak ikut ‘sekolah’ di TK dekat rumahnya (duuuh ini sih sekolah kalo mau aja, mulanya sih sering mogok nda mau sekolah, but lately he looks so exciting to go to school), Kanza jadi suka nyanyi.

There’s a song that he likes to sing, it called “Macam-Macam Rasa”. Liriknya begini:

Siapa tahu apa rasa garam
Asin asin asin
Itu rasanya
Siapa tahu apa rasa cabe
Pedas pedas pedas
Aku tak suka

Kemarin lagu itu kami (saya dan Kanza) modifikasi menjadi “Macam-Macam Warna” :

Siapa tahu ini warna apa (sambil nunjuk benda warna merah)
Merah merah merah
Itu warnanya
Siapa tahu ini warna apa (sambil nunjuk benda warna hijau)
Hijau hijau hijau
Itu warnanya

Walaupun masih sering terbalik-balik dengan warna, tetap saja Kanza menyanyikan kedua lagu itu dengan semangat dan suara keras, sampai kadang membangunkan adiknya yang sedang bobo. Hmmm... cemburu yaaa :)

Image hosted by Photobucket.com

Wednesday, October 05, 2005

ZOMBIE

Another head hangs lowly
Child is slowly taken
And the violence caused such silence
Who are we mistaken

But you see it's not me,
It's not my family
In your head, in your
head they are fighting
With their tanks and their bombs
And their bombs and their guns
In your head
In your head they are cryin'
In your head
Zombie
What's in your head, in your head
Zombie

Another mother's breakin'
Heart is taking over
When the violence causes silence
We must be mistaken
It's the same old theme since 1916
In your head,
In your head they're still fightin'
With their tanks and their bombs
And their bombs and their guns
In your head
In your head they are dyin'

In your head, in your head
Zombie
What's in your head, in your head
Zombie

Song By The Cranberries

Note :
1. I hate those bombers....
2. Turut berduka cita atas para korban pemboman, no more bomb please...
3. Mudah2an bulan Ramadhan ini bisa mensucikan hati kita semua, dari semua prasangka dan pikiran buruk, membuat makin sabar dan kuat, buat bangsa ini, amien... Met puasa semuanya...

Monday, October 03, 2005

BBM

Kemarin iseng menghitung, biaya pembuatan steam kalo pake Boiler dgn efisiensi 80 % pakai minyak solar Rp 5600 biaya steam-nya tak kurang dari Rp 450/kg steam !!!
Uh, pantesan banyak pabrik yang berhenti produksi....