Thursday, September 29, 2005

Do The Best You Can Do

“Gimana yaa rasanya kerja di perusahaan yang tiap hari dimaki-maki orang?”

Pertanyaan itu tercetus saat saya dan teman-teman lagi nonton tivi, yang kebetulan saat itu sedang menyiarkan berita tentang antrian BBM di berbagai daerah. Tentu saja maksud saya merujuk pada perusahaan yang mengurusi BBM itu, yang sudah barang tentu belakangan ini jadi bahan omongan akibat berbagai kasus, mulai dari stok langka, pasokan berkurang, kualitas dipertanyakan, sampai penyelundupan!! Duuh, hampir ada beritanya tiap hari menyangkut perusahaan itu.
Maka terjadilah percakapan antara A, B, C di suatu hari yang cerah...

B :“Gimana yaa rasanya kerja di perusahaan yang tiap hari dimaki-maki orang?”
A : “Yah, tergantung orangnya sih, kalau orangnya cuek, ya ga peduli aja.”
B : ”Yeah jadi mikir juga. Ada juga temen-temen yang kerja di sana...”
C : ”Haah, pasti jadi sasaran tembak kiri kanan deh ya,
A : ”Ah tapi tergantung orangnya masing-masing. Selama pas kerja di situ gak neko-neko, kerja bener, dan hidupnya ngga trus kliatan banget tiba-tiba mewaaah gitu, yaa ngga perlu kuatir sih bakalan dituduh korupsi atau apaaaa gitu...”
C : "Iya, ada juga tuh, yang angkatannya ga jauh dari kita, kerjanya di X, tapi udah bawa mobil yang keren trus punya rumah di manaaaa gitu, orang kan jadi ngira macem-macem tuh.”
A : ”Padahal jangan-jangan dia dapet warisan hihihi...
B : "Susah juga kalo lingkungan sudah begitu, kudu kuat iman deh."
C : "Kalo udah ga kuat ama lingkungan kan berarti udah ga nyaman kerja. Yaa kudu berani ambil keputusan keluar sih..."
A : "Hmm...gimana perusahaan kan belum tentu gimana semua karyawannya, apalagi kalo level teknis..."
B : "Iya, tapi yang namanya kerja, mau ga mau pasti jadi ini lah : semacam representative dari perusahaan or tempat kerjanya. Pasti terbawa lah, dia bekerja di mana itu melekat di dirinya."
C : ”Ya, ngga selalu sih, kalo perusahaannya ga dikenal or orang ngga kenal, yaaa...ngga ada pengaruh la hehehe...Kayak gue.” (nyengir)
A : ”Yee...kan lain, biasanya yang gitu kalo perusahaannya ngurusin publik. Kayak papaku, kerja di Y....ya tahu sendiri lah, orang juga sering ngomong macem-macem. Apalagi kalo lagi musim mati listrik, waaah udah deh, diomel-omelin tu perusahaan, dituduh macem-macem. Tapi ya aku biasa aja. Aku liat papaku hidupnya ya biasa-biasa aja, kita sekeluarga wajar aja, jadi yaa... ngga usah tersinggung atau sakit hati deh.”
B : "Iya juga, di awal masa kerjaku aku juga sering ngerasa sakit hati denger omongan orang.”
A : "Yaaah, namanya instansi yang berhubungan ama pemerintah, trus juga BUMN, image-nya emang ngga bagus kan. Tau sendiri lah.”
C : ”Wuah padahal yang kayak gitu kan sebenarnya di mana-mana ada, di swasta juga suka macem-macem kan.”
B : ”Yeah, pertama-tama sakit hati juga denger tuduhan and omongan orang, karena aku merasa engga gitu. Wuah macem-macem deh, ada yang cuman nyindir ’wuaah jadi birokrat nih’, ada yang ngomongin image lembaga itu begini-begini selama ini, yeee padahal aku kan baru masuk yaa... Pokoknya pusing deh. Padahal kan ngga semua begitu, karna ada oknum-oknum aja. Yaaa alhamdulillah aku dikelilingi orang-orang baik. Tapi akhirnya aku berpikir, ah yang penting kerja sebaik-baiknya sesuai dengan tugasku, ngerti kerjaanku, belajar terus, ngga berbuat aneh-aneh, peduli amat dengan image, yang penting kan karya nyata...."
A dan C : "Tuuuul."

Yeah, dear friend, tetapkan hati, luruskan niat, berbuat sebaik-baiknya, mudah-mudahan bermanfaat. Amien.

Note :
1. Nama orang dan tempat kerja sengaja disamarkan buat melindungi privacy, juga beberapa percakapan, tapi garis besarnya begitulah :)
2. 'B' is me, hehehe...

Thursday, September 22, 2005

HERO

There’s a hero
If you look inside your heart
You don’t have to be afraid
Of what you are
There’s an answer
If you reach into your soul
And the sorrow that you know
Will melt away

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you finally see the truth
That a hero lies in you

It’s a long road
When you face the world alone
No one reaches out a hand
For you to hold
You can find love
If you search within yourself
And the emptiness you felt
Will disappear

Lord knows
Dreams are hard to follow
But don’t let anyone tear them away
Hold on
There will be tomorrow
In time you’ll find the way

Special Song By Mariah Carey

NB :
1. This song's dedicated for temenku yang lagi sedih. Hold on, girl. Maybe he's just not strong enough to be your man :)
2. Lagu ini juga buat semuanya deh, soalnya liriknya bagussss...
3. Huaah..setelah 'tergeletak' sekian hari akibat flu n batuk, akhirnya bisa kembali lageee...halo dunia :)

Wednesday, September 07, 2005

STEALTH (Part 2) : Episode Cinta

Ada yang menarik dari kisah pilot-pilot Stealth dalam film berjudul sama. Ini tentang Kara dan Ben. Hubungan mereka yang platonis ternyata pelan-pelan berubah nyata tanpa mereka berdua sadari. Look at how they look at each other :)
Sampai suatu hari, Ben mengakui ke Henry, his wing man, bahwa dia memang punya perasaan yang lain, "Yes, I Love Her."
Rupanya ada aturan di US-Navy yang melarang hubungan sesama pilot (well...CMIIW), hingga Henry berkata, "Kalau cintamu begitu besar kepadanya, kamu tak akan melakukannya !"
Hmmmmh...Ben tampak menghela nafas panjang menahan sakit..
Bagaimana dengan Kara? Kara dan Ben dalam suatu percakapan antar mereka, dan tibalah pada kata-kata Kara, "Aku belum pernah merasakan hal seperti ini, hingga aku berani mengambil resiko apapun...," katanya sambil menatap mata Ben lurus-lurus.
Akan tetapi perdebatan hati Ben kali ini dimenangkan oleh kata 'Tidak'...Ben berbalik badan dengan ekspresi hati yang remuk... meninggalkan Kara yang menampakkan ekspresi, "Oh God! Aku udah kasih sinyal sejelas ini, n you walk away ???!!! Ada apa denganmu???" *kok jadi kayak Peterpan*
But anyway, setelah melewati berbagai ketegangan yang menguji perasaan mereka, sampailah pada adegan terakhir di mana Kara bertanya, "Waktu itu, kamu mau bilang apa ke aku tentang kita berdua?" merujuk ke pernyataan Ben yang tak jadi diucapkannya di saat mereka akan terpisah dalam tugas genting itu.
Ben masih sibuk ber Aaa Eee... dan pura-pura sibuk menjelaskan angka 'dua' sebagai bilangan prima.
Hingga Kara berkata sambil tersenyum, "Just tell me you love me you pussy."
And look at their happy smiles, happy shining eyes...

Do you know the words, "Cinta tak harus memiliki" ? I think Kara and Ben might think that, "Cinta mungkin bisa memiliki." :)


Image hosted by Photobucket.com
this photo's taken from www.sonypictures.com/movies/stealth